Saat sosok pujaan pergi dari tepian hati, menuju pelaminan bersanding dengan lelaki lain. Adalah sebuah kewajaran jikalau kesedihan itu kau alami. Terlebih ketika cincin putih itu telah melingkar di manisnya jemari, beberapa lama waktunya. Dan ternyata dia kembalikan bersama selembar undangan, pernikahan.
Aku tak bermaksud mengecilkan arti cinta yang tertanam dan pengorbanan yang telah kau lakukan selama ini. Tapi ketahuilah, bahwa hak Allah untuk menimpakan apa pun pada kita. Hak Allah untuk melakukan apa pun pada kita. Dan yang terbaik menurut kita, bukan berarti yang terbaik menurut Allah. Yakinkan itu dan ikhlaskanlah.
Itulah sebabnya mengapa kita janganlah terlalu berlebihan dalam mencintai mahluk begitu pun sebaliknya, kita jangan pula terlalu berlebihan dalam membencinya. Sahabat, aku pun sedang belajar melakukannya. Dan itu tidaklah mudah. Ayo kita sama-sama mempelajarinya dan saling menasihati di dalamnya!
Sahabat, kutepuk pundakmu kembali. Ayo bangkit dan tersenyumlah. Lihatlah betapa masa depan suram ketika kita bermuram. Dan alangkah indahnya alam ini ketika kita tak kunjung menyerah. Tataplah, sahabat-sahabatmu tak mengharapkan keterpurukan. Sahabatmu merindukan kau kembali, menjadi jiwa dengan semangat membaja. Lalu kita kembali menggulung gelombang tuk pecahkan karang tiada bosan. Karena kita adalah kekuatan harapan.
(Untuk sahabatku, yang kuyakin tangguh)
0 komentar:
Posting Komentar