Dengan ilmu kita bisa berbuat dan memutuskan

Tampilkan postingan dengan label Fakta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fakta. Tampilkan semua postingan



Jangan kaget bila anda menemukan orang yang shalat, berjilbab atau berbaju muslim dg jubah atau peci, berbahasa arab, kaligrafi arab, dan lainnya yang sangat mirip dengan budaya Islam. Itulah sekte Kristen Ortodox Syiria (KOS). Ini cirinya
DASAR-DASAR AJARAN KOS MIRIP ISLAM

1. KOS berpuasa bulan April, 40 hari (shaumil kabir) Untuk mengenang kesengsaraan Kristus.(Meniru Puasa Ramadhan)

2. KOS memiliki puasa sunnah Rabu & Jum’at (Meniru Puasa Senin Kamis Islam)

3. KOS wajib zakat 10% dari penghasilan kotor (Meniru Zakat Fitrah)

4. KOS mewajibkan perempuan berjilbab & jubah menutup aurat hingga mata kaki. Dan yang pria berpeci dan bersarung.




Jilbab Kristen

5. Kitab Injil yang dipertahankan adalah terjemahan Injil Aramic-Arabic bahasa Indonesia.

6. Pengajian KOS juga menggunakan tikar (lesehan), (Meniru gaya tradisional Islam)

7. Cara Shalat persis Islam, hanya waktunya ada 7 yaitu sa'atul awwal (shubuh), sa'atuts tsalis (dhuha), sa'atus sadis (Zhuhur), sa'atut tis'ah (ashar), sa'atul ghurub (maghrib), sa'atun naum (Isya'), dan sa'atul layl (tengah malam/tahajud








Kitab Pasholatan Kristen

KOS menyusup ketengah masyarakat islam, dengan menyamar/menyerupai Islam

1. Mengadakan Musabaqoh Tilawatil Injil (MTI) dengan menggunakan Alkitab/Injil berbahasa Arab (Mirip MTQ Islam)

2. Mengadakan acara rawi dan shalawatan (Mirip pembacaan/pengajian syarah hadits)



Pengajian kristen

3. Mengadakan acara Nasyid, bahkan namanya Islami “Amin Albarokah“ & Qasidah Kristen (lirik arab berisi injil)



Qosidah Kristen

4. Untuk menjadi pengikut KOS, jama’ah harus menjalani pembaptisan “Abuna Abraham Oo Men”.

6. Terlihat sangat santun & membiasakan berbahasa Arab (Ana, Antum, Syukron, dsb).

7. Membudayakan kaligrafi Kristen

Kaligrafi Krsiten



Metodologi da’wah yang menyerupai umat Islam karena KOS berasal dari Syria



Jilbab Ibu Ibu Kristen

- KOS tidak memakai 12 syahadat Iman Rasuli umat Kristen, diganti ”Qanun al-Iman al-Muqaddas”.

- Penggunaan istilah islami, seperti ”Sayyidina Isa Almasih” (Yesus)

- Mereka juga memakai Injil berbahasa Arab (Alkitab AlMuqaddas).



Kitab Kristen

- Prinsip ajaran KOS masih berputar sekitar masalah trinitas, adanya Tuhan bapak, tuhan anak dan tuhan ibu.

- Dan juga Yesus peranakan Maria, memiliki sifat insaniyah (sifat seperti manusia): tidak tahu musim, (Mar 11: 13), lemah (Yoh 5:30), takut (Mat 26:37), bersedih (Mat 26:38), menangis (Yoh 11:35), tidur (Mat 8:24), lapar (Mat 4:2), haus (Yoh 19:28),dsb.



Perbedaan Prinsip ajaran Islam dengan Kristen Ortodoks Syiria

1. Islam menolak ketuhanan Yesus (Qs. Al Maaidah 72) dan mendudukan sebagai nabi, sedangkan KOS mengakui Yesus sebagai Tuhan.

2. Islam berkeyakinan bahwa Tuhan itu tidak punya Ayah & Ibu (Qs. Al Ikhlash 3), sedangkan KOS berkeyakinan adanya Tuhan bapak, tuhan anak dan tuhan ibu. Maria sebagai Walidatul ilah (Ibu Tuhan).

3. Islam memegang teguh kesucian nama & sifat Allah: Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuat, Mha Melihat, Tidak tidur dan tidak serpa dengan makhlukya, dan sebagainya. Sementara KOS tidak kuasa membendung kekurangan-kekurangan dalam sifat kemanusiaan Yesus yang tertulis dalam Alkiab.



Mengapa ini dilakukan oleh Kristen

- Karena agama Kristen Ingin berkembang pesat seperti Islam, walau tanpa (kristenisasi)

- Karena Kristen tidak ada kepastian cara peribadatan, hanya dari mitos, dongeng sebelum tidur

- Cara ini dibuat untuk mengkaburkan /menjebak secara halus perbedaan antara agama Islam dan Kristen


Gereja Kristen

- Penggunaan logo Islami



Musabaqoh Tilawatil Injil (MTI)

Salah satu tokoh KOS indonesia adalah BAMBANG NOOR SENA.

Dan tidak bisa dipungkiri lagi kejahatan berjubah, prostitusi berjilbab adalah umat yang menyamar ini/kristen demi membersihkan nama baik agamanya dan mengakui beragama Islam, demi memfitnah Islam?.



Dan Remaja-remaja yang alim atau berjilbab melakukan freesex mengikuti Valentine's Day (acara kristen) adalah remaja Kristen ?



Dan pelaku teroris adalah pelaku konspirasi yahudi kristen dan menyamar berjubah/cadar/janggut/aksesoris ala Islam?



Semua jadi sulit dibedakan mana lawan mana kawan



Oleh karena itu kita harus hati-hati sesuatu yang meyakinkan tampilannya, tetap berpegang pada Ajaran Islam yang murni (Sesuai sunnah-sunnah nabinya)



PANDAI-PANDAILAH BERBHASA ARAB, TAHU ARTINYA DAN TULISANNYA, INSYA ALLAH TIDAK TERJEBAK





Baca selanjutnya »»

SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi’i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).

sumber: www.ummah.net

Baca selanjutnya »»

Antara Masjidil Aqsa dan Dome of The Rock



Melihat pada gambar di atas, tentunya ramai yang menyangka bahawa masjid di atas adalah Masjid Al-Aqsa. Jika diperhatikan denga teliti, kita akan dapat melihat sebuah lagi kubah berwarna hijau yang kelihatan agak samar-samar. Percayalah, kubah yang berwarna hijau itulah Masjid Al-Aqsa yang sebenarnya.



Masjidil Aqsa merupakan kiblat pertama bagi Umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka'bah dengan perintah Allah SWT. Kini ia berada di dalam kawasan jajahan Yahudi. Dalam keadaan yang demikian, pihak Yahudi telah mengambil kesempatan untuk mengelirukan Umat Islam dengan mengedarkan gambar Dome of The Rock sebagai Masjidil Aqsa. Tujuan mereka hanyalah satu, yaitu untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya. Apabila Umat Islam sendiri sudah terkeliru dan sukar untuk membedakan Masjidil Aqsa yang sebenarnya. Maka semakin mudahlah tugas mereka untuk melaksanakan perancangan tersebut.
Lihat pula gambar di bawah, berikut adalah gambar sebenar Masjidil Aqsa pada jarak yang lebih dekat. Betapa jauhnya perbedaan antara Dome of The Rock jika dibandingkan dengan Masjidil Aqsa.




Berikut disertakan juga terjemahan daripada surat yang dikarang dan dikirimkan oleh Dr. Marwan kepada ketua pengarang harian "Al-Dastour". Berhati-hatilah dengan perancangan zionist tentang Masjidil Aqsa. Jangan biarkan mereka berjaya dengan peracangan mereka.
Terjemahan surat Dr. Marwan:

Terdapat beberapa kekeliruan di antara Masjidil Aqsa dan The Dome of The Rock. Apabila yang disebut tentang Masjidil Aqsa di dalam media nasional maupun internasional, gambar The Dome of The Rock pula yang dipaparkan. Sebab utama ia dilakukan adalah bagi mengabaikan orang ramai dimana itu adalah perancangan Israel. Tinjauan ini diperoleh semasa saya tinggal di USA, dimana saya telah dimaklumkan bahawa Zionis di Amerika telah mencetak dan mengedarkan gambar tersebut dan menjualkannya kepada orang arab dan Muslim. Kadangkala dijual dengan harga yang murah bahkan kadangkan diberikan secara percuma supaya Muslim dapat mengedarkannya dimana-mana saja. Tak hanya di rumah maupun pejabat.

Ini meyakinkan saya bahawa Israel ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari ingatan umat Islam supaya mereka dapat memusnahkannya dan membina kuil mereka tanpa sebaran publisitas. Sekiranya terdapat pihak yang membangkang atau merungut, maka Israel akan menunjukkan gambar The Dome of The Rock yang masih utuh berdiri, dan menyatakan bahwa mereka tidak berbuat apa-apa. Rancangan yang sungguh bijak! Saya juga merasa amat terperanjat apabila bertanya kepada beberapa rakyat arab, Muslim, bahkan rakyat Palestina karena mendapati mereka sendiri tidak dapat membedakan antara kedua bangunan tersebut. Ini benar-benar membuatkan saya berasa kesal dan sedih karena hingga kini Israel telah berjaya dalam perancangan mereka.
Dr. Marwan Saeed Saleh Abu Al-Rub Associate Professor,
Mathematics Zayed University Dubai

Silahkan perhatikan letak Masjidil Aqsa yg sesungguhnya dengan Dome of The Rock!!










Semoga sahabat semua masih mau tergerak hatinya untuk menjaga Kesucian Masjidil Aqsa.
Sesungguhnya kebaikan yg tidak terorganisir dapat di kalahkan dengan kejahatan yang terorganisir.
(Ali bin Abi Thalib)
Cukuplah kisah-kisah masa lalu menjadi cambuk bagi kita saat ini untuk TIDAK mengulanginya di masa kini.


Supaya lebih jelas, silahkan perhatikan gambar-gambar berikut:









Sudah jelas dan nyata kah ?? Bagian yang saya beri lingkaran merah adalah Komplek Masjidil Aqsa yang sebenarnya. Saya pun baru tahu dan baru sadar kalo ternyata Dome of The Rock itu bisa menyamai bahkan melebihi luas dari Masjidil Aqsa.
Wallahu'alam.

Baca selanjutnya »»

Mengintip Sekilas “Bukhora” Kota Lautan Ilmu


Kota Bukhara terletak di Asia Tengah di bagian barat Republik Uzbekistan. Konon kata Bukhara berasal dari bahasa Mongolia “Bukhar” yang berarti lautan ilmu. Hal tersebut mengingat banyaknya tokoh ilmuan yang berasal dari kota ini. Kota Bukhara telah berdiri sejak lama, konon didirikan di masa Dinasti Iran Akminiah (553-330 SM.) kemudian dikuasai oleh Alexander Agung. Setelah itu kota Bukhara menjadi bagian dari Daulat Bani Bakhtariyin, kemudian pada abad keenam masehi dikuasai oleh Turki, seterusnya beralih ke dalam kekuasaan Cina di abad ke tujuh masehi.



Penaklukan Islam:
Kota Bukhara berada di bawah kekuasaan Cina sampai masa pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Malik dari Dinasti Umaiah (68-69 H./ 705-715 M) ketika Hajaj bin Yusuf As Sakafi, menteri khalifah memerintahkan kepada Kutaibah bin Muslim Al Bahili untuk menaklukkan negara-negara Transoksaina. Kutaibah berangkat menuju Bukhara dan berhasil menaklukkannya pada tahun 90 H / 709 M. Setelah itu Kutaibah bin Muslim mempersiapkan segala sesuatunya untuk dapat diduduki kaum muslim dengan membangun beberapa buah mesjid serta mengajak penduduknya memeluk Islam. Sejak itu, kota Bukhara menjadi bagian dari Daulat Islamiah.

Objek Wisata:
Di Bukhara terdapat banyak peninggalan ilmiah, bangunan dan seni yang merupakan peninggalan arsitektur luar biasa. Setelah Bani Saljiuk menguasai Bukhara, mereka memperluas kota tersebut dan membuatnya lebih hidup dan maju baik di segi pengembangan ilmiah maupun seni.

Peristiwa yang terjadi di Bukhara:
Setelah Jengkis Khan menguasai Bukhara pada tahun 616 H/ 1219 M, dia menghancurkan dan meruntuhkan berbagai bangunan dan membakar perpustakaannya. Setelah kekuasaan diambil alih oleh Timur Lank tahun 785 H/ 1383 M, nasib kota Bukhara tetap dirundung malang, sampai datang Bani Ozbek yang membangunnya kembali dan membuatnya sebagai ibu kota negara pada tahun 911 H/ 1505 M.

Kemudian Bukhara dikuasai oleh Iran untuk beberapa waktu sampai datang Rusia yang menguasainya pada tahun 1336 H/ 1918 M. Ketika Rusia menerapkan sistem komunis tahun 1342 H/ 1923, kota Bukhara berada di bawah Uni Soviet sampai sistem tersebut tumbang pada tahun 1412 H/ 1991 M. Di saat itu Bukhara menjadi salah satu kota dari Republik Ozbekistan.

Tokoh Penting:
Setelah penaklukan Islam, banyak tokoh dan ilmuan Islam lahir di Bukhara, di antaranya adalah Imam Muhammad bin Ismail Al Bukhari penyusun kitab Jamik As Sahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari. Kitab ini dianggap kitab yang paling autentik setelah Alquran. Tokoh lainnya adalah Ibnu Sina, Dokter Bukhara, Hafis Abu Zakaria Abdurrahim, Ibnu Nasir Al Bukhari dan Abu Abbas Al Magsisi Al Hanbali dan lain-lain.

Produksi:
Kota Bukhara terkenal dengan buah-buahan seperti Barkouk Bukhara yang terkenal hampir seribu tahun. Di samping itu Bukhara terkenal dengan posisinya sebagai pasar induk yang menampung produk dari Cina dan Asia Barat. Bukhara terkenal juga dengan hasil sutra, katun, karpet, hasil perak, hasil emas dan produk tembaga.

Baca selanjutnya »»